Aconitum (
/ˌækəˈnaɪtəm/), juga dikenal dengan sebutan
aconite,
monkshood,
wolf's bane,
leopard's bane,
women's bane,
devil's helmet atau
blue rocket, adalah salah satu
genus dari lebih 250
spesies tumbuhan bunga yang berasal dari
keluarga Ranunculaceae. is a
genus of over 250
species of flowering
plants belonging to the
family Ranunculaceae. Tumbuhan
menahun ini seringkali dijumpai pada pegunungan di bagian utara hemisfer
tumbuh didataran lembab yang diakibatkan oleh kabut pegunungan. Sebagian besar spesies tumbuhan ini merupakan tumbuhan beracun sehingga harus berhati-hati.
Aconitum adalah tumbuhan berbunga yang seperti bunga buttercup. Aconitum adalah tumbuhan yang berbentuk
rumput-rumputan yang terdapat bagian di dalam tanah yang dapat hidup lebih dari dua tahun yang biasa hidup di daerah yang
bergunung-gunung di belahan
bumi bagian utara. Hidup dengan menampung banyak
air
dan dapat menyerap tanah di padang rumput pegunungan. Daunnya berbentuk
menjari dengan tiap daun terdiri dari 5-7 bagian yang setiap bagian
tersebut terdiri lagi 3 bagian yang kasar dan terdapat duri tajam.
Mereka dapat dibedakan dengan adanya satu dari lima kelopak daun yang
berada di bagian belakang yang biasa disebut galea yang berbentuk helm
berbentuk silinder. Acotinum mempunyai 2-10 daun bunga, 2 di bagian atas
berbentuk besar. Mereka terletak dalam suatu kelompok yang ditopang
oleh tangkai yang panjang. Acotinum memiliki sebuah taji cekung yang
berada di puncak paling atas yang memuat nektar. Buah Acotinum akan
terbelah dua jika sudah matang. Jenis yang paling dikenal dari genus ini
adalah Aconitum napellus yang dianggap sangat penting dalam ilmu
pengobatan dan ilmu racun. Akarnya kadang-kadang keliru dengan
Horseradish.
Acotinum memiliki batang di bawah tanah yang lancip di bawah akar.
Mahkotanya atau sebagian dari bagian atasnya merupakan asal dari tanaman
yang baru. Jika tersentuh ujungnya akan mengakibatkan keadaan mati rasa
dan perih.
Natural hybrids
- Aconitum × austriacum
- Aconitum × cammarum
- Aconitum × hebegynum
- Aconitum × oenipontanum (A. variegatum ssp. variegatum × ssp. paniculatum)
- Aconitum × pilosiusculum
- Aconitum × platanifolium (A. lycoctonum ssp. neapolitanum × ssp. vulparia)
- Aconitum × zahlbruckneri (A. napellus ssp. vulgare × A. variegatum ssp. variegatum)
Kegunaan
|
Kebencian Terhadap Seseorang
|
Tanaman ini menjadi makanan dari sebagian spesies
Lepidoptera seperti ngengat dan
tikus.
Aconitum ferox mengandung sejumlah besar
alkaloid pseudaconitine, yang di mana racun yang mematikan. Akar Aconitum ferox (Wolfsbane) memasok racun orang
Nepal disebut bikh, bish, atau nabee. Ini berisi alkaloid pseudaconitine dalam jumlah besar, yang merupakan racun mematikan.
Palmatum Aconitum menghasilkan racun bikh yang lain. Akar
Aconitum luridum, dari
Himalaya,
dikatakan sangat mematikan seperti A. ferox atau A. napellus. Dalam
persiapan pengobatan Barat aconite digunakan sampai hanya setelah
pertengahan abad ke-20, tetapi ini tidak lagi digunakan karena telah
diganti dengan yang lebih aman dan lebih efektif. Penggunaan internal
wolfsbane diperlukan, untuk memperlambat denyut
nadi, sebagai obat penenang di
perikarditis dan denyut
jantung, mengurangi kelebihan keringat atau untuk mengurangi sakit dalam pengobatan
pilek,
radang paru-paru,
quinsy,
radang tenggorokan, sesak napas, dan
asma
karena eksposur. Diambil secara internal, aconite bertindak sangat
terkenal pada sirkulasi, respirasi, dan sistem saraf. Denyut nadi
melambat, jumlah denyut per menit yang benar-benar dikurangi, di bawah
dosis yang cukup besar, empat puluh, atau bahkan tiga puluh denyut, per
menit. Menariknya, bunga wolfsbane digunakan untuk mengidentifikasi
manusia serigala. Jika membuat bayangan kuning di dagu "tersangka", tes
manusia serigala itu positif. Aconitum palmatum dapat dijadikan bahan
ramuan Bikh yang lain. Akar Aconitum loridum dikatakan memiliki racun
yang lebih kuat dari Acotinum ferox dan Acotinum plamatum. Beberapa
spesies Acotinum digunakan sebagai racun pada anak panah.
Suku Minaro di
Ladakh menggunakan Acotinum napellus untuk memburu kambing hutan jantan, sedangkan di
Jepang,
suku Ainus menggunakannya untuk memburu
beruang. Orang
China juga menggunakannya sebagai berburu dan perang.
Source :
Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar